Let's Go Pumping lembaga Pendidikan Islam

Let's Go Pumping lembaga Pendidikan Islam
Tingkatkan kualitas Moslem Generation

Rabu, 31 Maret 2010


Reviewer Buku

Judul Buku : Sekolah? Siapa Takut?
Karangan : Jeanne Shay Schumm, Ph.D
Penerbit : Kaifa
Cetakan : II, 2004
Tebal : 182 hlm
Peresensi : Miftahul Aziz, S.E

Siapa sangka sekolah mudah? Sekolah butuh panduan agar berhasil belajar disekolah. Kebanyakan anak-anak sekolah tanpa diajarkan bagaimana cara sekolah yang baik, bagaimana cara mencatat , bagaimana komunikasi dengan guru dll. Petunjuk belajar tentang kiat, teknik, dan strategi belajar dipaparkan di buku ini. Yang lebih menarik terdapat juga studi kasus para siswa yang memberikan tip & trik pada buku ini, jadi seperti pembelajaran teman sebaya gitu.
Pada bagian siap melangkah siswa akan diajari untuk menciptakan pusat belajar, menata lingkungan belajar, mengelola waktu yang baik, dan mengatasi masalah dalam mengerjakan PR.

Bagian Menyimak dan Mencatat berisi mengapa siswa harus mencatat, kiat-kiat untuk mencatat, dan trik untuk membuat catatan untuk mudah dipelajari. Secara tidak langsung siswa dibawa ke minat belajar yang terstruktur dengan cara yang berguna dan ringan. Bahkan cara untuk menangkap sesuatu ilmu dalam kegiatan pengamatan.
Sedangkan pada bagian Ngomong Dong, para pebelajar diajak untuk mempelajari kata baru yang dapat membantu dalam mengemukakan pemikiran dan perasaannya. Mempelajari kata-kata baru tidak hanya pada saat di sekolah tapi juga saat bersama teman, ortu, maupun saat nonton TV. Kiat-kiat untuk berdiskusi di kelas juga dibahas di buku ini, anak-anak tertantang untuk memengajukan pertanyaan dalam diskusi dengan teman lainnya. Pokoknya siswa yang gak biasa aktif dalam berdiskusi akan lebih aktif dan berani.

Bagi peserta didik yang kurang berminat membaca, pada bagian Menjadi Pembaca yang Lebih Baik akan menuntunnya untuk lebih cinta membaca. Sepuluh cara untuk mempertajam ketrampilan membaca telah disediakan pada bagian ini, diantaranya : 1). Meluangkan waktu untuk membaca hal-hal yang kamu minati 2). Tingkatkan rasa ingin tahu untuk kata-kata baru 3). Bacakan buku untuk anak kecil atau adik kamu 4). Sering-seringlah pergi ke perpustakaan, Dll.

Jika anda tergolong siswa yang kurang memiliki kompetensi untuk menulis sebaiknya baca bagian ini, karena bagian Menulis dengan Benar akan mengajakmu berpetualang untuk berlatih membuat produk tulisan sampai kamu menjadi tangguh menulis berbagai macam tulisan seperti ; menulis paragraph, menulis cerita, menulis esai, puisi, ulasan buku, makalah penelitian dll.

Bagian Belajar lebih cerdas ini adalah bagian yang menurut saya paling penting karena didalamnya terdapat cara-cara mengingat apa yang kamu pelajari, membentuk kelompok belajar beserta langkah-langkah sebelum dan sesudah sesi belajar. Selain itu siswa juga diajak mengingat kembali pelajaran yang dipelajarinya dan memperkirakan sosl-soal yang akan keluar dalam ujian ataupun UAN. Siswa akan siap menghadapi even-even ujian, karena sebelumnya telah dibekali strategi ini.
Bagian terakhir buku ini berisi lampiran-lampiran dan table yang bisa membantu siswa dalam mengelola waktu, rencana kerja harian, target-target kompetensi untuk tahun pelajaran, panduan untuk membaca cerita, lembaran tugas dll. Jika lampiran dan format-format tersebut digunakan dan diisi akan mempermudah pebelajar dalam memantau portofolionya.

REVIEW BUKU


Judul Buku : Menjadi Guru Bintang
Karangan : Amir Tengku Ramly
Penerbit : Pustaka Inti
Cetakan : II, 2007
Tebal : 127 hlm
Peresensi : Miftahul Aziz, S.E

Buku ini memaparkan sosok profesi guru yang haruslah disyukuri oleh para guru. Karena memang banyak sekali dari kalangan guru yang pesismis akan prospek profesi ini. Selama ini profesi Guru dianggapnya profesi yang tidak membawa kesuksesan. Berulang kali ditulis bahwa pembaca buku ini diajak untuk melihat dunia dengan kacamata syukur. Guru tidak perlu takut terhadap profesinya yang selama ini mereka pandang sebagai profesi yang tidak memberikan harapan seperti apa yang diimpikan. Bahkan yang lebih ekstrim, Amir Tengku memandang bahwa merupakan suatu bencana besar untuk guru manakala guru tersebut tidak yakin dengan masa depan sebagai guru, dan menganjurkan kepada para guru untuk istighfar dan segera memenuhi dada dengan harapan dan keyakinan.
Jika anda percaya pada profesi guru, dengan semangat dan tekat kuat anda akan menjadi orang terbaik dan sukses. Dan yang harus selalu diingat oleh guru bahwa profesi guru adalah amanah Allah karena sebaik-baiknya amanah datangnya dari Allah. Menurut Amir Tengku, rasa syukur yang kita jalani tidak boleh tercampur atau diikuti rasa cemas, sehingga tidak menjadi syukur yang hakiki.
Ada empat pintu utama menuju kecerdasan, yaitu 1) pancaindra maksudnya pancaindra dengan funsi sensing sebagai pintu untuk menyerap segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba. 2) otak kiri, sebagai sumber logika manusia. 3) otak kanan. 4) hati.
Cara memperoleh ilmu pengetahuan menurutnya ada dua cara : Pertama, sensing perception merupakan fungsi dari kekuatan kecerdasan yang bersumber dari penguatan pancaindera. Kedua, intuiting perception, merupakan funsi dari kekuatan kecerdasan yang bersumber dari penggunaan intuisi (non pancaindera).
Menurut sumber dari cara mendapatkan sumber ilmu baik sensing perception maupun intuiting perception, guru dapat digolongkan dalam dua bagian besar : Pertama, Guru Tadah Hujan yang berarti cara guru mendapatkan sumber ilmu adalah dengan hanya memfungsikan kecerdasan yang dimiliki. Kedua, Guru Mata Air yang berarti mendapatkan ilmu dengan memfungsikan keempat fungsi kecerdasannya yaitu pancaindra, otak kiri, otak kanan, hati. Tujuan tertingginya guru Mata Air adalah mewujudkan visi pribadi dan visi pendidikan guna menjadi guru kaya yang secara cerdas dan ikhlas melakukan jihad untuk keberlanjutan dunia pendidikan. Guru yang bertipe ini menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mengolah menjadi ilmu. Sehingga guru Mata Air tersebut memiliki cahaya hati yang bekerjanya ibarat cara bersinarnya matahari atau bintang.
Dari review di atas kita makin tahu dan mengenali diri kita apakah kita bertipe Guru Tadah Hujan atau Guru Mata Air yang mengoptimalkan otak dan memfungsikan hati. Terdapat 4 langkah praktis untuk menjadi Guru Berhati Bintang : 1) Ubah mental sabar menjadi mental syukur. 2) Lakukan pemberdayaan hati. 3) Harmonisasikan hati, otak, pancaindera 4) fungsikan leadership dan manajemen diri yang fokus pada visi hidup.

Mempertaruhkan Generasi Bangsa dengan Makanan समपह

oleh : Miftahul A
Anak yang cerdas sangat diperlukan untuk membangun Indonesia di masa yang akan datang. Generasi hari ini harus lebih baik dari generasi sebelumnya. Tapi apa jadinya kalau pola makan generasi sekarang cenderung hanya mementingkan rasa tanpa mempedulikan apakah makanan tersebut sehat atau tidak bahkan mungkin malah membuat sakit.
Tantangan dunia pendidikan sekarang adalah memperbaiki sistem dan memproteksi pola konsumsi generasi pendidikan dari produk-produk makanan yang tidak sehat dan merusak organ-organ tubuh anak Indonesia. Sebenarnya kita semua tahu bahwa makanan yang sesuai rekomendasi dunia kesehatan adalah makanan 4 sehat, 5 sempurna, 6 halalan toyiban bukan makanan ringan yang beredar dipasaran yang notabene tidak sehat.
Kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika anak-anak menjadi target para penjual makanan-makanan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan. Dalam hal ini anak-anak juga dijadikan sasaran meraup keuntungan dari produk makanan yang akan merusak dalam jangka panjang.
Sudah saatnya pemerintah membatasi izin beroperasinya perusahaan makanan kemasan atau makanan ringan yang membahayakan bagi kesehatan generasi penerus bangsa. Menjamurnya pabrik makanan ringan memang dapat mengurangi penggangguran, tapi dampak yang ditimbulkannya juga tak kalah hebatnya antara lain : 1). Menimbulkan masalah sosial baru yaitu meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh siswa-siswi kita. Di sekolah dasar dengan jumlah murid 136 dengan jumlah sampah yang dibuang per anak 3 sampah plastik, sehingga akan terkumpul 408 sampah tiap harinya. Apakah kita rela institusi pendidikan membuang sampah sebanyak itu? 2). Menurunnya daya tahan kesehatan anak-anak yang ditengarai karena mengkonsumsi makanan-makanan yang beredar di pasaran. 3). Tingginya tingkat konsumsi anak. Kita semua tahu bahwa orang tua mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk konsumsi jajanan anaknya. Peribahasa hemat pangkal kaya seakan musnah dari benak anak-anak.
Kalau masalah ini tidak segera direduksi, kemungkinan di masa yang akan datang Indonesia akan mengalami kehilangan generasi sehat mental jasmani rohani. Kebijakan pemerintah seharusnya bukan hanya pro kapitalis yang memang bisa meningkatkan pendapatan daerah tapi juga harus pro pendidikan. Kita semua tau pendapatan tersebut juga untuk membiayai pendidikan, tapi jangan sampai sektor ekonomi pada akhirnya merusak kesehatan generasi penerus bangsa yang akan membawa Indonesia menjadi Negara tinggal landas, maju, bermartabat, dan berkhlaq mulia. Negara jepang sebagai Negara maju di asia mempunyai tujuan pendidikan yang sederhana sekali diantaranya agar pendidikan menjadikan anak yang sehat badan, jiwa, dan pikiran.

Kamis, 25 Februari 2010

PENDIDIKAN MALAM BERBASIS SPIRITUAL

PENDIDIKAN MALAM BERBASIS SPIRITUAL
Oleh : Miftahul A. S.E
Pendidikan di Indonesia pada umumnya dilakukan pada waktu pagi, siang, dan sore. Berdasarkan Hadist Nabi bahwa, belajar atau mencari ilmu bagi umat Islam dilakukan mulai dari ayunan sampai liang lahat. Ini berarti tidak ada batasan waktu dalam belajar bagi kaum muslim, belajar malam hari pun sangat memungkinkan dilakukan.
Malam hari merupakan waktu yang istimewa bagi kaum muslim, dimana sangat mustajab jika digunakan untuk berdoa. Bahkan 1/3 malam adalah waktu yang paling baik untuk memohon sesuatu kepada Allah.
Tujuan pendidikan di antaranya adalah Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.1
Sangat ironis jika output peserta didik kita beragama tapi tidak bertakwa. Belajar hanya ada di pikiran dan menjadi hanya menjadi pengetahuan tetapi tidak tercermin pada akhlak perilaku yang mulia. Dalam arti institusi pendidikan tidak bisa berbuat banyak dan bertanggung jawab tentang perilaku lulusan maupun peserta didiknya.
Perilaku peserta didik yang negatif itulah yang harus kita kaji bersama apakah para pendidik sudah berusaha maksimal untuk memberikan model teladan dan pendidikan yang mengedepankan spiritual. Atau mungkin mungkin sangat minimnya proporsi pembelajaran kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia. Banyangkan mata pelajaran agama hanya diberikan 3 jam pelajaran tiap minggunya. Sesuatu yang harus dibayar mahal nantinya karena rendahnya Kecerdasan Spiritual peserta didik yang dapat menuntunnya pada perilaku yang anarkis, destruktif, maupun perilaku yang tidak bersumber dari suara hati.2
Kita semua dapat merasakan nyamannya belajar pada malam hari, suasana hening, sejuk, bebas dari kebisingan. Bahkan kalau saja memungkinkan para peserta didik masuk sekolah mulai pukul 19.00 WIB dan pulang sekitar jam 01.00 WIB. Bahkan dengan dikembangkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tiap sekolah memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar

1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Erlangga, hal. 3
2 Rahasia sukses membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Arga, hal. xxxix

MENDIDIK DENGAN KONSEP SABAR

MENDIDIK DENGAN KONSEP SABAR

Oleh : Miftahul A. S.E

Perilaku peserta didik sangatlah beragam. Keberagaman ini harus disikapi dengan positif bahkan harus dijadikan sebagai suatu hal yang unik dan memiliki nilai lebih pada setiap perbedaan. Dengan perilaku yang berbeda, peserta didik akan berkembang sesuai dengan karakternya.

Mendidik berarti mengajarkan sesuatu dengan cara yang elegan tanpa mengurangi efektifitas dan kompetensi serta lebih menonjolkan rasa kemanusiaan. Jangan sampai siswa merasa tidak nyaman berada bersama sang pendidik.

Menjadi pendidik yang mempunyai konsep sabar memang tidak mudah, dalam tanda kutip bukan sabar yang ada batasnya ataupun sabar yang tidak pernah mau keluar dan menyelesaikan masalah dengan penelitian.

Sudahlah pasti bahwa pendidik yang sabar adalah pendidik yang tau masalah, tidak menyelesaikan dengan cara yang destruktif, tetapi menyelesaikan masalah dengan cara menggali informasi dan menerapkan teori. Dalam hal ini teori pendidikan yang harus kita kuasai, baik Quantum Teaching-nya Bobbi De Porter maupun John Deweei. Konsep sabar sangatlah penting bagi pendidik yang harus mendidik siswa-siswinya yang memiliki bermacam gaya belajar . Pendidik harus mau mengajar dengan sentuhan semua gaya belajar siswanya.

Mendidik siswa tidak bisa hanya dijalankan dengan Mal Praktek (tanpa teori dan metode). Kita semua harus mengakui bahwa banyak terjadi mal praktek pada dunia pendidikan, ini dikarenakan masih banyak Guru yang bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR) sehingga tidak bisa memberikan nilai lebih pada dunia pendidikan. Yang harus dicermati oleh pemerintah adalah mencari, menelisik dan memberikan tunjangan bulanan secara langsung kepada Guru ideal yang bergaji di bawah UMR baik yang ada di Lembaga pendidikan Negeri maupun Swasta.